IAR, Bogor – Sharmini, sukarelawan asal Malaysia tengah asyik mengamati perilaku Macaca Fascicularis atau monyet ekor panjang, di Pusat Rehabilitasi Satwa Internasional Animal Rescue (IAR) Indonesia, Curug Nangka, Ciapus Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Kedua bola matanya naik-turun mengikuti tingkah-polah Maccaca di salah satu kandang tersebut. Rupanya, Sharmini sedang meneliti dampak psikologis yang bakal muncul ketika proses rehabilitasi terhadap Maccaca dilakukan. Sebelum melepasliarkan Maccca, Sharmini menerapkan pembekalan ‘hukum alam’. Salah satu cara yang dilakoni yaitu dengan Enrichment of Food.
Penelitian ini, menurut Sharmini, bertujuan untuk memberikan secuplik informasi kepada Macaca tentang keadaan lingkungan alam yang sebenarnya dari dalam kandang. Maka, pendekatan melalui adaptasi lingkungan fiktif ini, dapat membantu Maccaca lebih cepat mempelajari keadaan alam. Dari penelitian sebelumnya telah diketahui bahwa penyesuaian lingkungan dapat meningkatkan interaksi sosial. Hal itu dapat juga berarti sebagai cara yang tepat untuk bertahan hidup di alam liar.
Sharmini menggunakan makanan sebagai enrichment karena murah dan mudah disiapkan serta dapat mengembangkan keahlian yang dibutuhkan saat Maccaca kembali ke alam. Situasi alam sangat dinamis dan selalu berubah-ubah. Dengan adanya terapan ini diharapkan Maccaca mampu mengasah keahliaannya sendiri sesuai dengan batas kebutuhan hidup di alam.
Sharmini mengunakan 3 jenis pendekatan makanan untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan perilaku saat mencari makanan.
Pertama, dengan cara menyebar biji kecil seperti biji bunga matahari, jagung kering, ke atas tanah.
Kedua, madu yang disimpan pada lubang di dahan pohon di dalam kandang. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan waktu dan perilaku pencarian makanan di pohon saat mencari serangga di pohon.
Terakhir, karung goni yang diisi dengan daun bambu kering serta ditambahkan kacang tanah dan buah-buahan kecil lalu diikat dibagian atas kandang. Hal ini berguna untuk meningkatkan manipulasi dan waktu mencari makanan.
Hasil dari pengamatan Sharmini secara umum, diketahui bahwa satwa berusia muda adalah satwa yang paling mendominasi dalam penggunaan pendekatan ini.
Batasan waktu mencari makanan seiring meningkat dengan penggunaan ketiga enrichment tersebut, namun khusus untuk pendekatan dengan madu pada sebuah dahan pohon, dipastikan dapat mudah ditemukan dan dihabisi. Terdapat peningkatan aktivitas namun bukan peningkatan keseluruhan pada waktu mencari makanan. Dapat terlihat secara umum bahwa Maccaca menghabiskan waktu lebih lama pada enrichment karung dan biji-bijian. Enrichment makanan yang sederhana dapat meningkatkan periode waktu dalam mencari makanan kepada satwa sebelum dilepasliarkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar