Kamis, 29 November 2012

Penyadartahuan Disekitar Kawasan THGHS

Oleh: Robithotul Huda
Koordinator Program Pelepasliaran dan Monitoring

         TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak) adalah salah satu dari banyak Taman Nasional di Indonesia, TNGHS berada diantara wilayah Kabupaten Bogor dan Sukabumi, Kawasan konservasi dengan luas 113.357 hektare ini menjadi penting karena melindungi areal hutan dataran rendah yang terluas di daerah ini, dan sebagai wilayah tangkapan air bagi kabupaten-kabupaten di sekelilingnya. Melingkupi wilayah yang bergunung-gunung, dua puncaknya yang tertinggi adalah Gunung Halimun (1.929 m) dan Gunung salak (2.211 m). Keanekaragaman hayati yang dikandungnya termasuk yang paling tinggi diantara Taman Nasional disekitar Pulau Jawa maka dari itu banyak pihak seperti lembaga non profit peduli dan terus mengupayakan konservasi seperti Yayasan IAR Indonesia juga mengambil peran, kawasan TNGHS dianggap cocok sebagai lokasi pelepasliaran Kukang jawa (Nyctecebus javanicus) hasil dari satwa yang direhabilitasi oleh Yayasan IAR Indonesia sejak tahun 2009.

       Dengan keberadaan beberapa jenis fauna penting yang dilindungi lainnya di sini seperti Elang jawa (Nisaetus bartelsi), Macan tutul (Panthera pardus melas), Owa jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis sp.) dan lain-lain. Nilai penting inilah tidak hanya pemerintah dan pihak lembaga non provit yang harus mengupayakan konservasi ini tetapi justru akan lebih efektif masyarakat sekitar kawasan juga dapat bersama menjaga keanekaragaman hayati sekitar Gunung salak. ada tanggal 22/11/2012 Yayasan IAR Indonesia mendatangi masyarakat sekitar kawasan hutan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak) untuk memberikan pengetahuan tentang Kukang jawa dan juga habitatnya di TNGHS serta keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kawasan TNGHS.

       Masyarakat sekitar kawasan adalah unsur paling penting berperan ikut melestarikan kawasan sebagai penyangga kehidupan habitat alami satwa liar di Gunung Salak. Kegiatan penyadartahuan kepada masyarakat sekitar kawasan TNGHS adalah mayoritas bertani dan berladang memanfaatkan kawasan sebagai sumber mata perekonomian. Dalam kegiatan kali ini berharap masyarakat lebih mengetahui fungsi keanekaragaman hayati terutama jenis Kukang jawa sebagai salah satu penghuni Gunung Salak, dan sebagai daya tarik bahwa menjadi habitat satwa unik ini Kukang jawa juga mempunyai fungsi penting dialam selain sebagai indikator alami juga dapat membantu petani dalam mengontrol populasi serangga dialam.

Mencintai Tidak Harus Memiliki, Mencintai Membiarkan Lestari di Alam!!


Senin, 19 November 2012

Melakukan Edukasi dan Penyadartahuan di pelosok Batutegi Tanggamus





Oleh: Ayut Enggeliah E.
Staff Edukasi dan Penyadartahuan Yayasan IAR Indonesia

Hutan Lindung Batu Tegi adalah merupakan salah satu kawasan konservasi selain Taman Nasional, Cagar Alam, Cagar Alam Laut, Cagar Budaya dan masih banyak lagi istilah kawasan di sekitar Kepulauan Sumatera, Sesuai dengan Penetapan KPHL Model Batutegi di Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Tanggamus sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.650/Menhut-II/2010 tanggal 22 November 2010 seluas ± 58.162 ha, terdiri dari HL seluas ± 58.162 ha. Hutan yang hilang di Kabupaten Tanggamus dalam jangka 30 tahun diprediksi seluas 68,989 ha (57.87 % dari total penutupan hutan di Kabupaten Tanggamus, lebih dari 45% dari hutan primer dan lebih dari 35% dari hutan sekunder). Dari biodiversity kawasan Batu tegi juga sangat kaya, hasil survey Yayasan IAR Indonesia tahun 2010 terdapat Mamalia: 17 famili, 29 spesies, 18 diklasifikasi IUCN dg kategori terancam, Burung: 38 famili, 140 jenis, terdapat 29 jenis dilindungi undang2,  tiga diantaranya termasuk Apendix II (Buceros rhinoceros, Buceros vigil and Argusianus argus) dan satu jenis Apendix I CITES (Buceros bicornis), kawasan Batu tegi juga menjadi salah satu habitat Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrana), Siamang (Symphalangus syndactylus), Simpai (Presbytis melalophos) dan masih banyak lagi
Nilai penting inilah yang harus ditanamkan kepada masyarakat sekitar kawasan terutama anak-anak adalah sebagai generasi penerus bangsa yang sadar dan melindungi kekayaan alam untuk terus dapat diwariskan kepada anak cucunya, alasan inilah kenapa Yayasan IAR Indonesia memilih kawasan Hutan Lindung Batu tegi sebagai lokasi pelepas liaran Kukang sumatera (Nycticebus coucang).
Sebagai langkah awal tim edukasi dari Yayasan IAR Indonesia selama 3 hari melakukan edukasi di 5 sekolah yang berbeda disekitar kawasan Hutan Lindung Batu tegi kabupaten Tanggamus, dari 5 Sekolah tersebut antara lain SMP 1 Air Naningan, SDN 1 Batu tegi, SDN 1 Sinar Sekampung, SDN Kecil SInar Sekampung, Madarasah Ibtida’iyah Al-Hikmah dan SDN Talang Kepayang Kabupaten Tanggamus.
Perjalanan kami menuju lokasi sekolah tidak mudah karena selain didaerah pelosok juga medan cukup terjal dengan jalanan yang belum beraspal dan licin karena lumpur juga harus melewati kebun kopi atau kakau dengan bukit satu dengan yang lain sekitar 2-4 kilo meter jauhnya, Tim Edukasi menyampaikan materi edukasi dengan memberikan informasi tentang kekayaan alam sebagai nilai penting kawasan Hutan Lindung Batu Tegi dan Kenapa harus melindungi kawasan tersebut dengan penyampaian yang sederhana dengan diselingi pemutaran film dan kuis kepada murid-murid.
Satu hal lagi yang sangat mengesankan bagi kami adalah dengan semua keterbatasan lokasi menuju sekolah anak-anak Kabupaten Tanggamus tetap bersemangat untuk terus mendapatkan ilmu, bisa dibayangkan setiap dari anak-anak biasanya berjalan dengan tanpa alas kaki menuju sekolah sekitar 1-2 jam sebelum jam sekolah berlangsung. Sungguh luar biasa dengan keterbatasan yang ada anak-anak tetap semangat untuk menuntut ilmu.
Terus semangat untuk menyebarkan informasi tentang Keanekaragaman Hayati Indonesia, karena tidak ada alasan untuk bangga menjadi Bangsa Indonesia yang kaya!