Selasa, 10 Mei 2011

Nasib 5 Kukang


Selama bulan April dan awal Mei 2011 ini sudah ada 5 kukang yang diserahkan ke IAR Indonesia di Ciapus. Kelima Kukang tersebut diserahkan oleh 3 orang pemilik yang berdomisili di Jakarta, Depok dan Bogor. Dari kelima Kukang yang diserahkan 1 ekor mati sebelum tim rescue datang ke rumah pemilik Kukang.

Gheghe, "ibu angkat" bagi Lolo
Momo, nama Kukang yang mati akibat konstipasi sebelum tim rescue dari IAR Indonesia datang ke rumah milik Rara di Jakarta. Rara merupakan pemilik dari tiga Kukang yaitu Momo, Lolo dan Gheghe yang menelepon ke IARI dan menyatakan ingin menyerahkan Kukang miliknya. Momo merupakan induk dari Lolo yang saat ini berusia 5 bulan. Awalnya Rara hanya memiliki Gheghe lalu temannya memberikan Momo yang ternyata saat itu sedang bunting dan lahirlah Lolo. Karena Momo sudah mati maka sekarang Gheghe menjadi “ibu angkat” dari Lolo. Keduanya adalah Kukang Jawa, Gheghe adalah betina dewasa yang dan Lolo adalah bayi jantan.

Mars, bukan nama sebuah planet di Tata Surya kita namun adalah nama yang diberikan kepada Kukang yang diserahkan oleh Bapak Kemal dari Cimanggis, Depok. Setelah membuat janji dengan pihak IARI, Pak Kemal membawa Kukang miliknya pada hari Kamis tanggal 21 April 2011. Dia mengatakan bahwa Mars ditemukan 2 hari yang sebelumnya di jendela rumah sedang merayap. Selama 2 hari mereka memberi makan Mars dengan Pisang dan Pepaya. Setelah mencari info tentang Kukang di internet dan mengetahui bahwa Kukang hewan yang dilindungi pak Kemal pun memutuskan untuk menyerahkannya ke IARI.

Mars merupakan Kukang Sumatra, remaja dan datang ke IAR dengan kondisi sehat. Saat ini berat badannya mencapai 550 gram. Meskipun begitu gigi taring Mars bagian atas dan bawahnya tidak ada sehingga kemungkinan Mars untuk kembalimerasakan hidup di habitat aslinya sangat minim.

Terakhir, dari Bogor, Jessie yang memiliki Kukang Sumatra bernama Kuschi. Pada tanggal 5 Mei 2011, Jessie dan temannya datang ke IARI untuk menyerahkan Kuschi yang dibawa dengan tas yang kecil. Saat itu kondisi Kuschi cukup parah dengan luka di daerah sekitar anus dan bagian ekor yang hilang. Selama dipelihara Kuschi diberi makan pisang namun karena tidak mau akhirnya diberi bubur cerelac rasa coklat yang akhirnya dimakan. Kuschi dipelihara oleh Jessie di kandang hamster yang besar sejak bulan Februari 2011. Kuschi merupakan Kukang Sumatra remaja dengan bobot 500 gram dan masih memiliki gigi yang sempurna.

Dari kelima Kukang yang diserahkan oleh pemilik Kukang satu Kukang kehilangan kesempatan untuk hidup di hutan karena sudah mati yaitu Momo. Sementara Gheghe dan Mars hanya memiliki sedikit kesempatan untuk kembali merasakan alam liarnya karena gigi taring mereka yang merupakan salah satu alat hidup mereka. Hanya Lolo dan Kuschi yang benar-benar punya kesempatan untuk dilepaskan kembali kea lam, gigi mereka masih sempurna, yang perlu dilakukan adalah “mengajarkan” kepada mereka bagaimana berperilaku liar.

Lolo, Kukang Jawa yang masih bayi
Gigi taring yang hilang, perilaku Kukang yang jinak terhadap manusia, Kukang yang stres dan Kukang yang mati tidak akan terjadi jika kita tidak memelihara, membeli, menjual dan memburu mereka. Wujudnya memang lucu dan menggemaskan namun Kukang adalah hewan liar yang tidak boleh dipelihara dan hal tersebut sudah tertera dalam Undang-Undang perlindungan satwa liar di Indonesia.

Anda pasti tidak senang jika tiba-tiba dibawa ke dalam hutan belantara dengan tidak membawa apa-apa dan sendirian saja. Perasaan itu sama dengan Kukang yang diambil dari habitatnya.
Jadi sebaiknya mulai dari sekarang anda jangan memelihara, membeli, menjual atau memburu mereka.

Jikapun anda memeliharanya yakinkah anda jika Kukang yang anda pelihara hidup bahagia????