Senin, 28 Januari 2013

"Choki" Bukan Bayi Manusia

Oleh: Ayut Enggeliah E.

Staff Edukasi dan Penyadartahuan Yayasan IAR Indonesia


Choki si Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) berumur 21 bulan menjadi penghuni baru Yayasan IAR Indonesia minggu ini, Choki adalah Monyet ekor panjang jantan muda (Juvenil) diserahkan hari Jum'at 25 Januari 2013 oleh seorang Ibu muda dari Bekasi... Perlakuan dari pemilik terhadap MEP ini tidak jauh berbeda seperti bayi manusia, sejak bayi dibeli dari pedagang si Choki diberi makan bubur bayi, susu formula dan menggunakan popok bayi (disposal) sekali pakai jelas hal ini sangat tidak sesuai dengan perilaku alami satwa liar dialam.
Harus dibedakan bahwa satwa jenis primata adalah bukan satwa peliharaan dan dalam memperlakukan satwa juga tidak dapat disamakan seperti bagaimana kita memperlakukan sama seperti manusia.

Selanjutnya Choki akan melalui proses karantina dengan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum akhirnya di gabungkan dengan penghuni lain dikandang sosialisasi sehingga layak untuk segera menjadi kandidat (release) dilepasliarkan di kawasan TNUK (Taman Nasional Ujung Kulon).

Mari menghargai satwa liar dengan tidak memelihara Monyet Ekor Panjang karena mereka rumahnya di Hutan...

Ayut Enggeliah Entoh.

Staff Eduksi dan Permberdayaan Yayasan IAR Indonesia

Untuk mengetahui informasi detail tentang Yayasan IAR Indonesia silahkan join di: 

http://www.facebook.com/pages/Yayasan-IAR-Indonesia/383008065122321


Selasa, 22 Januari 2013

Lowongan Dokter Hewan Yayasan IAR Indonesia


Yayasan IAR Indonesia (International Animal Rescue) adalah sebuah organisasi NGO/LSM yang berkantor pusat di UK bergerak focus menangani satwa liar dan satwa domestik. Kegiatan utama Yayasan IAR Indonesia meliputi 3R yaitu rescue (penyelamatan), rehabilitation (rehabilitasi), dan release (pelepasliaran). Saat ini Yayasan IAR Indonesia memfokuskan kegiatannya pada satwa primata, yaitu kukang, monyet ekor panjang dan beruk di Ciapus, Bogor, serta orangutan di Ketapang, Kalimantan Barat. 
Kami Yayasan IAR Indonesia membuka lowongan untuk:
Dokter Hewan / Veterinarian


Syarat utama:
§  Mengerti mengenai konservasi satwa
§  Bersedia bekerja di lapangan
§  Bersedia mengikuti semua program yang dilakukan Yayasan IAR Indonesia, yaitu translokasi dan pelepasliaran satwa (primata) ke alam
§  Bersedia untuk tinggal lama di dalam hutan untuk memonitor satwa (primata) yang dilepasliarkan ke hutan
§  Bersedia membantu dalam proses penyelamatan satwa (primata).

Kualifikasi:
§  Laki-laki/perempuan, max. 30 years old.
§  Memiliki Ijazah Fakultas Kedokteran Hewan
§  Tidak sedang bekerja secara part time pada perusahaan/ lembaga/organisasi lainnya
§  Berbadan sehat jasmani rohani
§  Dapat mengoperasikan Microsoft Office
§  Menguasai Bahasa Inggris lisan dan tulisan
§  Dapat bekerja sendiri maupun dalam tim
§  Dapat bekerja di bawah tekanan
§  Menyayangi hewan


Deskripsi Pekerjaan:
§  Melakukan pemeriksaan kesehatan satwa (primata)
§  Melakukan penanganan medis terhadap satwa sakit secara langsung bersama tim medis.
§  Meracik dan memberikan obat satwa sesuai dengan kebutuhan satwa
§  Melakukan observasi terhadap satwa yang dirawatnya sesuai dengan mekanisme kerja
§  Terlibat langsung dalam kegiatan medis di klinik dan kandang.
§  Memastikan ketersediaan stok obat
§  Memberikan bantuan langsung kepada paramedic, animal keeper, baby sitter dan management dalam hal penanganan primata.
§  Menyiapkan laporan perkembangan kesehatan satwa secara berkala
§  Membantu dalam proses penyelamatan satwa (misal: mengambil satwa dari rumah orang yang memelihara), translokasi satwa dan pelepasliaran satwa.
§  Membantu dalam observasi satwa di hutan

Bagi yang memenuhi persyaratan di atas, kirimkan surat lamaran, CV, ijazah dan foto terbaru sebelum tanggal 31 Januari 2013 ke:
Yayasan IAR Indonesia
Jln. Curug Nangka Blok Pasir Loji RT 04/RW 05, Kp Sinarwangi Kel. Sukajadi, Kec. Tamansari, Ciapus Bogor 16610
Tlp: 0251-8389232
E-mail: informasi@internationalanimalrescue.org
Cc: wendi@internationalanimalrescue.org dan wendi.prameswari@gmail.com

Senin, 21 Januari 2013

MEP Masih Terus Terpinggirkan


Oleh: Ayut Enggeliah E.

Staff Edukasi dan Penyadartahuan Yayasan IAR Indonesia

Upaya penyadartahuan kepada masyarakat tentang permasalahan konflik manusia dengan MEP atau Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) akan terus dilakukan oleh Yayasan IAR Indonesia, terutama untuk permasalahan konflik MEP yang disekitar kawasan habitat selalu berujung MEP-lah yang menjadi "korban", contoh studi kasus yang sudah dilakukan oleh YIARI di Muara Angke berdasarkan (assesment) penilaian dilapangan salah satunya adalah bahwa luasan Hutan Angke Kapuk Jakarta Utara apabila dilihat dari luasan habitat dengan populasi MEP yang ada bisa dikatakan masih mencukupi, yang menjadi permasalah dilapangan adalah tidak ada nya himbauan untuk melarang memberi makan pada MEP. 
Kenapa tidak boleh memberi makan kepada MEP? selama ini adalah kurang pahamnya masyarakat bahwa jenis satwa liar ini bukanlah satwa peliharaan sehingga memaksakan hewan yang liar untuk menjadi "jinak" sehingga dapat dipelihara seperti hewan domestik anjing dan kucing,  mungkin memang terlihat lucu bayi atau anakan Monyet ekor panjang tetapi sifat alami sebagai hewan liar akan muncul disaat usia mulai beranjak dewasa. Banyaknya kasus di berita Monyet menyerang warga selama ini adalah merupakan bagian dari imbas yang ditimbulkan oleh manusia yang memaksa satwa liar untuk tinggal ditempat yang tidak seharusnya bukan dihutan alami.  Sifat  Monyet ekor panjang yang selama ini dianggap galak oleh masyarakat sehingga menimbulkan kasus menyerang warga adalah bentuk mempertahankan diri karena merasa terancam, justru sifat ketidak berdayaan inilah yang beresiko hidup Monyet terancam untuk dibunuh tidak beralasan dan sesuai prosedur dengan alasan manusialah yang utama karena sudah terancam.
Diaz Sari Pusparini (Koordinator Program Mitigasi Konflik Monyet ekor panjang YIARI) memberikan presentasi pada tanggal 10 Januari 2013 di OKS (Obrolan Kamis Sore) yang diselenggarakan oleh Yayasan Gibbon Indonesia dan JPL (Jaringan Pendidikan Lingkungan. Judul materi ini adalah "Monyet ekor panjang yang 'terpinggirkan' menjadi sorotan".
Pertanyaan yang muncul dari peserta memang tidak banyak tetapi cukup mengena dilanjut dengan diskusi saling berbagi informasi dan keilmuan yang memang tidak menjadi perhatian masyarakat secara umum, seperti "apakah fungsi MEP dan apa manfaat saya sebagai manusia?",  Jawabannya adalah pada dasarnya semua satwa memiliki fungsi yang sama dialam seperti penebar biji alami, apa lagi untuk jenis primata juga sebagai indikator sebuah kawasan masih terjaga dengan baik ataukah tidak. Pada jenis MEP berbeda tidak hanya sebagai indikator alami dalam sebuah kawasan habitat alami saja tetapi juga dapat diketahui sampai sejauh manusia mempunyai nilai respek terhadap ciptaan Tuhan satu ini.
Dari kegiatan survey dan penilaian yang sudah dilakukan dibeberapa tempat secara umum masyarakat belum mengetahui kalau MEP adalah jenis satwa liar tidak boleh dipelihara, MEP menjadi object lucu-lucuan sehingga menjadi biasa pada saat manusia telah melakukan exploitasi, kecenderungan MEP keluar dari habitat adalah kurang pahamnya MEP sebagai satwa kosmopolit yaitu cenderung "senang" disekitar manusia. Masih banyaknya masyarakat memberi makan kepada MEP dan sampah adalah masalah utama timbulnya konflik MEP dengan manusia.

Mari menghargai satwa liar dengan tidak memelihara dan tidak membiasakan memberi makan Monyet Ekor Panjang.


Oleh: Ayut Enggeliah Entoh

Staff Eduksi dan Permberdayaan Yayasan IAR Indonesia


Untuk mengetahui informasi detail tentang Yayasan IAR Indonesia silahkan join di: 


http://www.facebook.com/pages/Yayasan-IAR-Indonesia/383008065122321
  
 


Jumat, 18 Januari 2013

Yayasan IAR Indonesia Untuk Tahun 2013


Selamat sore Kawan semua... Selesai sudah Rapat tahunan Yayasan IAR Indonesia tahun 2012 selama 2 hari ini. Dan kami siap bekerja kembali Mendedikasikan waktu dan energi untuk satwa liar yang menderita dan dihabitat alaminya...
Ada banyak program kedepan yang terus dilanjutkan untuk program Orangutan, Monyet ekor panjang, Beruk dan Kukang.
- Rescue (penyelamatan),
- Rehabilitasi,
- Release (pelepasliaran),
- Survey Habitat
- Monitoring,
- Konservasi Kukang,
- Edukasi Awareness sekitar kawasan release,
- Reboisasi kawasan Batu Tegi Tanggamus Lampung,

- Mitigasi Konflik Monyet Ekor Panjang di Hutan Angke Kapuk Jakarta Utara
- DARM (Domestic Animal Rescue Mission)
- dll

Apakah Anda tertarik support dan membantu secara langsung untuk penelitian & menjadi sukarelawan Yayasan IAR Indonesia ditahun 2013???
Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami di informasi@internationalanimalrescue.org / ayut_enggeliah@yahoo.co.id

Terimakasih

Kamis, 10 Januari 2013

"Dian" dan "Franky" Monyet Cipete Jakarta Diselamatkan

Oleh: Ayut Enggeliah E.

Staff Edukasi dan Penyadartahuan Yayasan IAR Indonesia

 


Hujan lebat seharian tidak menghalangi tim management satwa Yayasan IAR Indonesia pada 09 Januari 2013 membantu proses penyelamatan induk dan anakan Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dari Cipete Jakarta Selatan. 2 individu ekor ini Monyet ekor panjang ini telah diselamatkan oleh tim dari komunitas Animal Defender Indonesia dari Jakarta yang sebelumnya mendapatkan informasi sudah sekitar 2 minggu terlantar disekitar permukiman warga sepanjang jalan yang berdekatan dengan kantor walikota.

Permasalahan konflik manusia dengan Monyet ekor panjang selama ini adalah kurang pahamnya masyarakat bahwa jenis satwa liar ini bukanlah satwa peliharaan sehingga memaksakan hewan yang liar untuk menjadi "jinak" sehingga dapat dipelihara seperti hewan domestik anjing dan kucing,  mungkin memang terlihat lucu bayi atau anakan Monyet ekor panjang tetapi sifat alami sebagai hewan liar akan muncul disaat usia mulai beranjak dewasa. Banyaknya kasus di berita Monyet menyerang warga selama ini adalah merupakan bagian dari imbas yang ditimbulkan oleh manusia yang memaksa satwa liar untuk tinggal ditempat yang tidak seharusnya bukan dihutan alami.  Sifat  Monyet ekor panjang yang selama ini dianggap galak oleh masyarakat sehingga menimbulkan kasus menyerang warga adalah bentuk mempertahankan diri karena merasa terancam, justru sifat ketidak berdayaan inilah yang beresiko hidup Monyet terancam untuk dibunuh tidak beralasan dan sesuai prosedur dengan alasan manusialah yang utama karena sudah terancam.

Saling support dari elemen lain seperti komunitas Animal Defender Indonesia inilah yang dibutuhkan dapat membantu satwa liar untuk medapatkan kesempatan hidup lebih baik. Selanjutnya induk dan anak Monyet malang ini akan dimasukkan dalam kandang karantina Yayasan IAR Indonesia untuk menjalani proses pemeriksaan medis untuk memastikan kondisi kesehatan apakah berpenyakit secara fisik maupun mental hingga menjalani proses rehabilitasi dan siap untuk dilepasliarkan kembal ke alam. 

Kerjasama dari banyak elemen masyarakat akan terus dibutuhkan untuk saling membantu dalam upaya penyelamatan satwa...

 

Oleh: Ayut Enggeliah Entoh
Staff Eduksi dan Permberdayaan Yayasan IAR Indonesia

Untuk mengetahui informasi detail tentang Yayasan IAR Indonesia silahkan join di:

















http://www.facebook.com/yayasan.iar

















http://www.facebook.com/pages/Yayasan-IAR-Indonesia/383008065122321