Selasa, 18 September 2012

Pusat kebudayaan @america adalah pusat kebudayaan berteknologi tinggi pertama di dunia. Pusat kebudayaan ini juga merupakan satu-satunya di dunia dan hanya ada di Indonesia. Beberapa hal yang menjadi alasan AS untuk memilih Indonesia sebagai tempat pusat budaya ini adalah karena Indonesia merupakan negara yang menerapkan demokrasi.
@america mempunyai banyak program dan event dalam setiap minggu dan bulanan untuk memperkenalkan budaya dan kepedulian terhadap lingkungan secara global yang dapat diikuti oleh masyarakat umum cuma-cuma, salah satu kegiatan di bulan Sepetember 2012 ini adalah

Talk Show:
Krisis Lingkungan Di Indonesia: Apa yang Dapat Dilakukan
Bersama: Paul Spencer Sochaczewski dan Emmy Hafild
Moderator: Rondang S. E. Siregar (Penasehat Ilmiah dari International Animal Rescue-Orangutan Rehabilitation Program)
Kamis, 20 September 2012 / Pukul 16.00-18.00 wib
Di @america (Pusat Kebudayaan Amerika Serikat)
Mal Pacific Place Lt.3 #325 (di pojok, diantara kantor bank BCA dan kantor bank Niaga)
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Kebayoran Baru
Central Jakarta, 12190

Semua acara yang diselenggarakan di @america gratis dan tidak perlu mendaftar. Details events dapat dilihat di www.atamerica.or.id

Jumat, 14 September 2012

Press Release: Memberi Makan Monyet Ekor Panjang = “Membunuh” Monyet Secara Perlahan



Memberi Makan Monyet Ekor Panjang = “Membunuh” Monyet Secara Perlahan
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah salah satu jenis primata yang masih belum dilindungi di Indonesia, ada banyak kriteria suatu jenis satwa dikatergorikan satwa dilindungi oleh sebuah negara salah satunya karena angka keterancaman punah dan berdasarkan populasi yang semakin menipis di alam. Mungkin memang Monyet ekor panjang di beberapa daerah masih mudah ditemui tetapi bukan berarti jenis primata ini menjadi satwa yang terpinggirkan dan tidak ada yang memperdulikan.
Diaz Sari Pusparini dari Yayasan IAR Indonesia mengatakan bahwa “Hutan Angke Kapuk adalah kawasan hutan alami terakhir di Jakarta yang juga merupakan habitat Monyet ekor Panjang dan lebih dari 100 jenis burung, berdasarkan data dari Yayasan IAR Indonesia pada tahun 2011 terdapat 147 ekor Monyet ekor panjang dari 5 kelompok besar yang tinggal di kawasan Hutan Angke Kapuk Jakarta sudah terbiasa dan akrap dan tinggal berdampingan dengan warga sekitar kawasan”, Saat manusia harus hidup berdampingan dengan satwa liar, maka akan berpotensi “konflik” yang akan ditimbulkan di kemudian hari. Yang disebut konflik di sini, bukan hanya yang merugikan manusia tetapi kerugian terhadap satwa liar di habitatnya senndiri. Efek yang akan timbul terhadap satwa liar antara lain hilangnya habitat alaminya, hilang perilaku alaminya dan yang lebih fatal adalah hilangnya nyawa satwa.
“Kebiasaan warga sekitar kawasan Hutan Angke Kapuk Jakarta memberi makan kepada secara perlahan membunuh Monyet ekor panjang yakni Monyet yang terbiasa diberi makan akan menjadi agresif, mereka akan merebut makanan dari pengunjung dan akan mencari makanan dari permukiman terdekat, secara perilaku dengan memberi makan Monyet ekor panjang akan kehilangan keterampilan untuk bertahan hidup untuk mencari makan dialam dan yang paling fatal dan sudah terjadi adalah resiko tertabrak kendaraan apabila menunggu disepanjang pinggir jalan untuk mendapatkan makanan”, kata Diaz Sari Pusparini mempertegas kembali akibat buruk kematian kalau masyarakat terbiasa memberi makan kepada Monyet ekor panjang.
Oleh karena itu, Yayasan IAR Indonesia sebagai salah satu Organisasi Swadaya Masyarakat bergerak dibidang penyelamatan, rehabilitasi dan pelepasliaran jenis primata sejak tahun 2006 bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia mengajak kepada semua lapisan masyarakat untuk berhenti memberi makan pada Monyet ekor panjang. Biarkan mereka hidup menjadi satwa liar yang tidak ketergantungan pada manusia.
“Karena hidup berdampingan, bukan berarti harus memberi makan”

Yayasan International Animal Rescue (IAR) Indonesia
Diaz Sari Pusparini
Koordinator Program Mitigasi Konflik Monyet ekor panjang IAR Ciapus – YIARI
Mobile: 085693786708
Website: internationalanimalrescue.org
Blog: yayasaniarindonesia.blogspot.org

Rabu, 12 September 2012

IAR Indonesia: Materi Kepada Pengamanan Hutan swakarsa KPH Batutegi, Tanggamus Lampung

IAR Indonesia Memberikan materi tentang penyelamatan dan rehabilitasi Satwa Liar dalam kegiatan penyegaran dan pembekalan Pengamanan Hutan swakarsa KPH Batutegi, Tanggamus Lampung

Oleh: Robitotul Huda

Perlindungan dan Penyelamatan Satwa Liar terutama yang dilindungi dalam kawasan Hutan tidak bisa terlaksana jika tidak ada kerjasama dari seluruh unsur masyarakat, pemerintah, masyarakat sekitar kawasan, pengelola kawasan, serta lembaga-lembaga pemerhati lingkungan yang lain.
Masyarakat sekitar kawasan hutan merupakan ujung tombak dari terjaganya kawasan hutan yang lestari serta terbatasnya personel pemangku kawasan hutan, maka dari itulah KPH Batutegi membentuk tim Pengamanan Hutan (PAMHUT) Swakrsa.
Pada Tanggal 06 September 2012, KPH Batutegi mengadakan Kegiatan Penyegaran dan Pembekalan PAMHUT Swakarsa di Pulau Panggung, Batutegi, Tanggamus Lampung.
Jumlah Peserta yang hadir kurang lebih 150 orang yang mewakili dari beberapa GAPOKTAN (Gabungan kelompok Tani) sekitar Kawasan Hutan KPH Batutegi.
Hadir pula Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Lampung dan Perwakilan dari BKSDA Lampung.
Dalam kegiatan tersebut, dalam kesempatan ini IAR Indonesia memberikan pengetahuan tentang penyelamatan dan rehabilitasi satwa liar kepada para peserta. Hal ini merupakan hal yang sangat positif karena masyarakat sekitar kawasan akan lebih mengetahui tentang perlindungan kawasan hutan sebagai habitat Satwa Liar terutama yang dilindungi.
Selain itu kesadaran masyarakat sekitar kawasan hutan untuk menjaga kawasan hutan sangat diperlukan karena sebenarnya peran merekalah yang sangat penting dalam upaya kelestarian kawasan hutan.
Selain IAR Indonesia, BKSDA lampung juga memberikan materi tentang teknik memadamkan kebakaran dalam hutan dan pemanfaatan kawasan hutan dengan pengembangan lebah madu Oleh APIDA.