Oleh IHp_Edu
Rabu, 27 Juni
2012, Staf Edukasi Indri Hapsari dan Kordinator Program Mitigasi Konflik Macaca Ayut Enggeliah Entoh datang ke SD
BDN di daerah Pesing Jakarta untuk memberikan edukasi tentang kesejahteraan
satwa dan fakta tentang monyet ekor panjang.
Edukasi
dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilakukan edukasi untuk kelas 1-3
sedangkan tahap kedua untuk kelas 4-6. Murid-muridnya cukup antusias terutama
untuk murid kelas 1-3, mereka mendengarkan dengan seksama dan bertanya tentang
beberapa hal.
Tujuan dari
edukasi adalah mengubah persepsi anak-anak tentang monyet.
Sebagai contoh,
Topeng monyet merupakan atraksi yang banyak disukai namun menyimpan
masa lalu yang kelam bagi si monyet. Monyet tersebut tidak diberi makan, dirantai di leher
bahkan dipaksa untuk berdiri dengan dua kaki belakang saja padahal mereka adalah
satwa yang berjalan dengan empat kaki.
Contoh lain
adalah kebanyakan orang jika diberi foto monyet mereka akan tertawa, kadang
lalu diteruskan dengan meledek temannya 'itu kamu(menunjuk pada monyet)'.
Gambaran monyet sering digunakansebagai bahan candaan atau
hinaan. Beberapa mitos dan legenda juga menjadikan monyet sebagai tokoh
antagonis. Maka tak heran monyet memiliki reputasi yang kurang baik.
Edukasi
yang diberikan diharapkan bisa memberikan pengertian kepada murid-murid bahwa
monyet sama dengan satwa liar lainnya dan bukanlah satwa yang jahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar