Pada tanggal 24 Maret 2010 kemarin, IAR Indonesia menerima seekor monyet ekor panjang (Macacca fascicularis) dari Cipete, Jakarta. Monyet tersebut dilaporkan memiliki luka tembak yang mungkin disebabkan oleh ulah warga sekitar. Tindakan pertama yang dilakukan oleh tim IAR Indonesia adalah pengecekan medis dan juga usaha pengobatan untuk menyembuhkan luka.
Tim IAR Indonesia mendapatkan cerita bahwa monyet tersebut dulu nya berkeliaran di suatu kompleks perumahan di daerah Cipete Jakarta. Entah kenapa, pada suatu hari seorang penduduk menemukan monyet tersebut dengan kondisi yang sakit yang sudah parah. Monyet tersebut akhirnya dikirim ke suatu klinik di daerah Ragunan untuk di rontgen untuk kemudian dibawa ke IAR Indonesia. Malangnya, luka tembak yang dimiliki monyet tersebut sudah begitu parah. Peluru tembakan ditemukan sudah menembus lambung dan juga ulu hati sehingga monyet tersebut hanya bisa bertahan hidup selama 2 hari.
Apa yang terjadi pada monyet tersebut mungkin suatu hal lumrah yang terjadi pada lingkungan manusia ketika menghadapi satwa liar yang lepas. Banyak orang mungkin akan ketakutan ketika mendapati satwa liar di lingkungan mereka. Tapi, apakah salah sang monyet untuk berada pada lingkungan manusia?
Kami tidak perlu bertanya pada Anda, sahabat IAR. Manusia juga lah yang membawa satwa-satwa liar keluar dari hutan. Banyak manusia mengambil satwa liar untuk berbagai alasan, salah satu nya untuk dijadikan hewan peliharaan. Ironisnya, ketika satwa liar itu lepas dari kandang, kebanyakan manusia akan panik dan kemungkinan besar akan menembak mati sang satwa, seperti yang dialami oleh sang monyet dari Cipete.
Dari cerita tragis ini, selayaknya lah kita mengerti bahwa satwa liar seharusnya berada di hutan untuk hidup yang aman.
Rabu, 14 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar