Tim Survey |
Oleh Robithotul Huda
Yayasan IAR Indonesia bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Ujung Kulon telah beberapa kali melakukan kegiatan pelepasliaran M.fascicularis di P.Panaitan. Dari hasil monitoring, satwa hasil pelepasliaran tersebut telah mampu beradaptasi dan survive dihabitat baru mereka.
Peta Pulau Panaitan |
Pulau Panaitan, merupakan Pulau yang terletak dibagian barat Pulau Jawa dengan luas kawasan 17.500 Ha. Secara administratif P.Panaitan masuk ke dalam wilayah Kabupaten Pandeglang-Banten. Pulau ini termasuk kedalam Kawasan Taman Nasonal Ujung Kulon (TN-UK), yang masuk ke Seksi PTN wilayah 1 Pulau Panaitan dan terbagi dalam 2 resort yaitu legon kadam dan legon haji.
Tanggal 5 – 16 Oktober 2011 tim IAR Indonesia bekerjasama dengan TN-UK kembali melakukan survey potensial habitat untuk pelepasliaran M.fascicularis dan N.javanicus di Pulau Panaitan.
Lokasi yang di survey berada di blok legon haji resort PTN legon kadam. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan kondisi alam dan belum adanya data yang lengkap mengenai keanekaragaman hayati terutama M.fascicularis dan N.javanicus.
Pangambilan data dilakukan dengan metode sampling. Data yang diambil adalah data vegetasi (Anveg), vegetasi potensi pakan dan populasi M.facicularis, N.javanicus serta faktor-faktor pendukung keanekaragaman hayati lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di legon haji dan sekitarnya, ditemukan 5 kelompok Macaca fascicularis. Sementara untuk kukang jawa tidak ada perjumpaan sama sekali baik di legon haji maupun di legon butun.
Hasil analisa vegetasi, untuk tingkatan pohon yang mendominasi kawasan legon haji adalah: kitanjung (Saccopetalum heterophylla), Cemara (Casuarina equistifolia) dan Tereb (Artocarpus elastica). Sementara semai hingga pohon kecil yang mendominasi adalah lampeni (Ardisia humilis), jejerukan (Acronychya laurifolia), kileho (Sauranes sp).
Macaca fascicularis liar |
Burung yang teramati dan berhasil diiidentifikasi ada 50 ekor. Total jenis burung yang teramati dan teridentifikasi selama tahun 2009-2011 adalah 109 jenis.
Selain burung, juga banyak satwa lain yang dijumpai. Salah satunya adalah buaya muara berjumlah 3 ekor. Kijang, rusa dan babi merupakan beberapa satwa yang sangat mudah untuk dijumpai di P.Panaitan.
Penilaian habitat secara cepat (rappid assessment) yang dilakukan selama 10 hari di Pulau Panaitan menunjukkan bahwa kondisi habitat sangat baik dengan pakan berlimpah dan mampu mendukung keberlangsungan satwa primata khususnya N. javanicus dan Macaca fascicularis.
Mengembalikan ke alam - Keuntungan
Ada keuntungan-keuntungan mengembalikan satwa-satwa sitaan ke alam/habitat alaminya, asalkan prasyarat medis, genetis dan pemeriksaan lainya dilaksanakan dengan baik dan program pemantauan paska pelepasan dikembangkan. (as per IUCN 1998).
a) Dalam situasi-situasi dimana populasi yang ada benar-benar terancam, re-introduksi mungkinmeningkatkan potensi konservasi jangka panjang spesies secara keseluruhan, atau dari suatu populasi lokal spesies itu
b) Pengembalian kembali ke alam membuat pernyataan politis/ pendidikan yang kuat menyangkut nasib satwa-satwa itu dan mungkin mempromosikan nilai-nilai konservasi lokal. Namun demikian, sebagai bagian dari program pendidikan atau kepedulian masyarakat, biaya-biaya dan kesulitan-kesulitan menyangkut pelepasan kembali ke alam harus menjadi fokus perhatian.
c) Spesies yang dikembalikan ke alam memiliki kemungkinan meneruskan dan memainkan peranan-peranan ekologis dan biologis mereka.
Sumber: Panduan IUCN untuk Penempatan Satwa Sitaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar