Kamis, 12 Desember 2013

Kukang jawa Menemukan Jodohnya Di Pusat Rehabilitasi

Terlihat Halimun dan Wilis sedang "bercumbu" di habitat alaminya
Salah satu kabar gembira diakhir tahun 2013 ini adalah "Halimun" Kukang jawa (Nycticebus javanicus) betina berdasarkan pemeriksaan oleh dokter hewan Yayasan IAR Indonesia pada tanggal 01 November 2013 telah hamil. Sekilas tentang Halimun adalah Kukang jawa hasil serahan masyarakat kepada Taman Nasional Halimun Salak (TNGHS) tanggal 22 Mei 2013 yang ditranslokasi di Loji yang masih kawasan TNGHS dihari itu juga  bersama seekor anaknya, dan "Wilis" adalah Kukang jawa (Nycticebus javanicus) jantan merupakan hasil pelepasliaran dari pusat rehabilitasi Yayasan IAR Indonesia di bulan Juni 2012.

Pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan Wendi Prameswari, terlihat drh. Wendi memeriksa kondisi perut Halimun yang semakin besar.
Kami sungguh tidak menyangka bahwa sesama "alumni" Yayasan IAR Indonesia bisa dikatakan sukses tidak hanya menjadi Kukang liar tetapi mampu bereproduksi dan menjalankan fungsinya dialam.
Berdasarkan IUCN adalah satu indikator satwa hasil pelepasliaran oleh pusat rehabilitasi adalah selain mampu bertahan hidup dialam juga menemukan pasangan dan beranak pinak dialam, dan Halimun dan Wilis dapat membuktikannya.
Salah satu indikasi kuat Halimun hamil dari segi fisik adalah puting susu juga semakin membesar dan berisi (air susu).

Keberadaan Kukang di pusat rehabilitasi Yayasan IAR Indonesia merupakan hasil sitaan oleh pemerintah, serahan masyarakat dan translokasi dari PPS (Pusat Penyelamatan Satwa) lainya, semua satwa harus menjalani proses rehabilitasi, pemeriksaan medis dan pemberian pengayaan (enrichment) pakan juga dikandang untuk memunculkan kembali sifat-sifat liar sebelum akhirnya berdasarkan penilaian tertensu sebelum akhirnya di pindahkan dikandang habituasi (kandang di habitat aslinya) untuk mempercepat penyesuaian sebelum dilepasliarkan kealam, proses pelepasliaran bagi jenis Kukang (Nycticebus sp.) tidaklah sampai disitu saja karena semua Kukang akan dilengkapi radio collar (alat pemantau) dan akan dimonitoring minimal selama 1 tahun sampai akhirnya benar-benar dilepasliarkan dengan dipotong radio collar dan resmi menjadi satwa liar seutuhnya.
Pemotongan radio collar pada Halimun setelah 1 tahun di monitoring.
Dan akhir sebuah cerita tentang sebuah perjuangan tim Yayasan IAR Indonesia kali ini sangat sebanding karena satwa yang diperjuangakan telah berhasil bertahan di rumahnya yang sesungguhnya.
Selamat jalan Halimun dan Wilis selamat jalan juga untuk calon bayi kalian.


Terimakasih
Salam Lestari
Ayut Enggeliah E.
Education Staff
International Animal Rescue Indonesia
Curug Nangka, Kp.Sinarwangi, Ciapus, Bogor, Indonesia
Tel: +62 (0)251 8389232
yayasaniarindonesia.blogspot.com
www.internationalanimalrescue.org
Untuk mengetahui informasi detail tentang Yayasan IAR Indonesia silahkan join di: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar