Oleh: Ayut Enggeliah
E
Monyet ekor panjang atau Macaca
fascicularis sudah sangat akrab di kalangan masyarakat Indonesia. Selain mudah
dijumpai satwa bernasib “menyedihkan” ini juga memiliki banyak permasalahan,
baik konflik maupun eksploitasi.
Rata-rata 50-70 ekor monyet ekor
panjang diperjualbelikan pada setiap hampir setiap pasar burung yang ada di daerah
Jawa, Bali dan Sumatera. Jadi dapat dibayangkan, berapa banyak jumlah total
keseluruhan angka perdagangan untuk jenis ini? Sangat banyak!!!!
Banyak faktor yang menjadikan angka
perdagangan Monyet ekor panjang sangat tinggi, diantaranya adalah:
1.
Status Monyet ekor panjang belum dilindungi oleh
Undang-undang di Indonesia
2.
Tingginya angka permintaan dari konsumen kepada
pedagang menyebabkan permintaan yang tinggi pula terhadap pemburu yang memburu
satwa ini di alam liar.
3.
Dari sekian banyak jenis primata di Indonesia,
harga penjualan monyet ekor panjang berkisar antara sekitar Rp. 125.000-
Rp.250.000. Dengan harga yang cukup terjangkau masyakat sudah dapat memelihara
monyet yang termasuk ke dalam satwa yang eksotis untuk dipelihara.
4.
Di beberapa kalangan masyarakat, monyet ekor
panjang dijadikan menu santapan atau sumber daging pengganti hewan ternak.
Sungguh ironis memang ternyata
satwa liar yang seharusnya hidup bebas dan liar dialam harus berakhir ditangan
pemburu sampai akhirnya habis di meja makan atau dijadikan objek ‘lucu-lucuan’.
Sayangnya tidak banyak yang tahu
bahwa penularan penyakit dari jenis satwa liar terutama primata ke manusia
cukup tinggi. Kedekatan kekerabatan monyet ekor panjang dan manusia menjadi
salah satu faktor utama penularan penyakit.
Banyaknya permasalahan yang
muncul dan minimnya informasi yang positif bagi masyarakat tentang bagaimana
dan apa saja yang dapat dilakukan apabila mendapati permasalahan tentang monyet
ekor panjang disekitar kita merupakan indikasi bahwa edukasi dan penyadartahuan
terhadap masyarakat secara umum tentang monyet ekor panjang harus diupayakan.
Kegiatan edukasi dan penyadartahuan
tentang monyet ekor panjang sangatlah penting dilakukan tidak hanya di lingkungan
sekolah namun kepada masyarakat secara umum. Sudah menjadi satu kesatuan bagi Yayasan
IAR Indonesia sebagai pusat rehabilitasi primata di Indonesia untuk melakukan edukasi
disemua kalangan.
Sudah menjadi sebuah kewajiban
bagi semua kalangan masyarakat untuk menjaga kelestarian semua jenis satwa liar
di Indonesia termasuk juga jenis Monyet ekor panjang sehingga tidak lagi
menjadi “anak tiri” karena statusnya yang masih belum dilindungi UU Indonesia.
Mari menghargai Monyet ekor panjang dengan membiarkan mereka bebas di
Alam!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar