Rabu, 02 Januari 2013

Latihan Identifikasi Kukang di Diskusi Sehari bersama TNGHS



  Oleh: Winar (Indah Winarti)

Koordinator Program Konservasi Kukang



Jumat pagi (21/12/2012) di ruang pertemuan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) suasana mulai riuh dengan kehadiran bapak-bapak petugas TNGHS. Dua banner tentang kukang dan proses pelepasliaran kukang oleh Yayasan IAR Indonesia (YIARI) terlihat dari kejauhan di samping pintu masuk. Diskusi tentang Konservasi Kukang di Indonesia dan Permasalahannya hari itu dibuka oleh Kepala TNGHS Bapak Ir. Agus Priambudi. M.Sc dan dihadiri oleh 28 peserta dari 16 resort, 3 seksi, dan staf kantor TNGHS.
Sesi pertama diawali dengan dengan pengenalan kukang, ekologi, dan permasalahan di program pelepasliaran oleh winar, proses 3R dan M (Rescue, Rehabilitation, Release¸dan Monitoring) kukang oleh drh. Wendi, kemudian dilanjutkan dengan presentasi program 3RM kukang di kawasan TNGHS. Diskusi menjadi semarak dengan beragam pertanyaan dari para petugas tentang mitos kukang, jenis pakan alami, saran awareness, kriteria pelepasliaran, hingga bagaimana cara membedakan jenis-jenis kukang. Para petugas menjadi lebih bersemangat setelah mengetahui bahwa kawasan TNGHS merupakan salah satu kawasan habitat yang baik dan aman bagi kukang liar juga kukang yang dilepasliarkan YIARI. Beberapa petugas melaporkan perjumpaan baik langsung maupun berdasarkan laporan di areanya. Data ini sangat berguna untuk ditindaklanjuti dengan survey yang akan mendukung keberlanjutan program pelepasliaran kukang di TNGHS.
Sesi ke dua dimulai setelah ishoma. Presentasi mengenai jenis-jenis kukang dan cara identifikasi kukang disampaikan oleh Winar sebagai Koordinator Program Konservasi Kukang. Setelah berlatih membedakan kukang kukang jawa dan kukang non jawa, petugas mendapat lima soal berupa foto kukang untuk diidentifikasi. Para petugas sangat antusias mengerjakan soal tersebut. Beberapa foto kukang lainnya kemudian ditampilkan dan semua beramai-ramai menjawab. Output belajar identifikasi ini memang baru sebatas membedakan kukang jawa dengan kukang non jawa, mengingat di tingkat spesies kukang Kalimantan masih memerlukan diskusi peneliti. Kemampuan membedakan kukang jawa dengan kukang non jawa penting bagi para petugas Kementrian Kehutanan saat menerima laporan penyerahan maupun saat melakukan konfiskasi. Berdasarkan kuisioner, sekurangnya 63% petugas menyatakan puas terhadap dengan diskusi yang dilakukan. Para petugas memberi dukungan kepada YIARI untuk semakin mempererat kerjasama dengan TNGHS baik dalam melakukan survey, monitoring, dan juga pelatihan survey dan identifikasi di masa datang.


Winar (Indah Winarti)

Slow Loris Conservation Program-Coordinator Yayasan IAR Indonesia

+62-8561646860

Website: internationalanimalrescue.org

Blog: yayasaniarindonesia.blogspot.org

Untuk mengetahui informasi detail tentang Yayasan IAR Indonesia silahkan join di:

http://www.facebook.com/yayasan.iar

http://www.facebook.com/pages/Yayasan-IAR-Indonesia/383008065122321

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar