Indah Winarti sedang menyampaikan tentang nilai penting dan kenapa harus melindungi Kukang. |
Oleh: Indah Winarti
Memasuki halamaman sekolah hingga ruang aula SMAN I Sodonghilir
Tasikmalaya, kami tim awareness dari Yayasan IAR Indonesia (YIARI) dan
volunteer dari Kukang ID, mendapati lirikan dan senyum malu-malu dari
kawan-kawan siswa di sana. Kegiatan dibuka oleh wakil kepala sekolah, Bapak
Undang Hidayat. Saat film ‘Aku Si Kukang Jawa’ diputar para siswa masih duduk
menjauh sehingga gambar yang ditampilkan di layar tidak terlihat. “Ga kelihatan, kak..” komentar-komentar
bersahutan, yang segera ditimpali oleh Winar, Koordinator program konservasi
kukang Indonesia YIARI, “Maju atuh..!”
Dan, segera suara-suara gemuruh lebih menggema karena semua siswa merangsek
maju untuk melihat film lebih dekat. Ternyata ini titik awal semua keseruan
kegiatan awareness hari ini. Tiada diam dan malu-malu lagi setelahnya, semua
siswa aktif dalam sesi demi sesi kegiatan awareness kukang di sekolah ini.
Setelah pemutaran film, peserta dipandu oleh Iga dan Masdon, volunteer
Kukang ID dari Nymphaea Biologi ITB, membagi kelompok dalam jumlah 5-6 orang.
Setiap kelompok memilih sendiri nama kelompoknya dari jenis-jenis satwa yang
ada di film ‘Aku Si Kukang Jawa’ yang diputar sebelumnya. Permainan pun
dimulai. Adu konsentrasi dan kecepatan antara tiap kelompok, dimenangkan oleh
kelompok Monyet dan Owa Jawa.
Sesi berikutnya adalah materi pengenalan kukang dan program rehabilitasi kukang Pusat Rehabilitasi Satwa IAR oleh Winar. Fungsi kukang di alam ditekankan dalam presentasi ini, selain fakta bahwa kukang yang ada di habitat sekitar mereka adalah satwa liar dilindungi yang endemik, hanya ada di Pulau Jawa saja. Peserta aktif menyimak dengan sesekali interaksi terkait hal yang ditampilkan.
Sesi berikutnya adalah diskusi dan karya seni kukang. Peserta kembali
dibagi menjadi kelompok, total tujuh, dimana setiap kelompok kini sudah membaur
pesertanya tidak seperti pembagian kelompok di sesi ke dua. Setiap kelompok
diarahkan oleh fasilitator. Iga dan Masdon serta fasilitator lainnya (Kukang ID
Dita dan Adhy, dari HIMBIO UNPAD serta Zulfikar dan Adrian dari Nymphaea
Biologi ITB) mengarahkan kelompok masing-masing untuk menampilkan yel-yel
kelompoknya. Karena Proses pembuatannya yang spontan mendorong peserta untuk
kreatif dan mampu menampilkan yel-yelnya dengan percaya diri. Adu yel-yel berlangsung
seru. Beberapa yel terinspirasi me-nyanyi-teriakkan kehidupan kukang. Kreatif,
sekali!
SMAN I Sodonghilir Tasikmalaya |
Sesi karya seni terus berlanjut. Setiap kelompok bertugas menuangkan
ide dan karyanya dalam poster bertema pelestarian kukang. Kelompok satu
menampilkan poster ‘Kelestarian Kukang di Tangan Anda’, kelompok dua tentang
‘Kami bukan untuk dipelihara. Biarkan kami hidup di alam bebas’, kelompok tiga
tentang ‘Jangan rusak habitat. Ok, coy!’, kelompok empat tentang ‘Jangan bikin
kami galau’, kelompok lima tentang ‘Kami lebih senang di alam liar’, kelompok
enam tentang ‘Jangan dibeli jangan dijual’, dan kelompok tujuh tentang‘Dilarang
menangkap kukang’. Saat para perwakilan kelompok mempresentasikan posternya,
beberapa peserta lainnya mengomentari gambar dan isi poster tersebut. Presenter
tak kalah aktif dengan menanggapi komentar-komentar kawan-kawannya dengan
semangat.
Terimakasih Salam Lestari
Indah Winarti (Winar)
Slow Loris Conservation Program - Coordinator
+62-8562100915
Untuk mengetahui informasi detail tentang
Yayasan IAR Indonesia silahkan join di:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar