Bayi Orangutan Telah Diselamatkan Oleh Pusat Penyelamatan
& Konservasi Orangutan YIARI Dan BKSDA Kalimantan Barat
Kamis, 21 Februari 2013
Berselang satu hari setelah peresmian Pusat Penyelamatan
& Konservasi Orangutan
YIARI di Ketapang, Yayasan IAR
Indonesia (IAR-Indonesia) pada
tanggal 14 Februari 2013 telah
menerima orangutan yang baru diselamatkan. Bayi orangutan itu diduga ditemukan
dalam kawasan sawit perusahaan PT. Kayong Agro Lestari, oleh seorang warga
setempat dari Kuala Satong (Matan Hilir Utara Kabupaten, Kabupaten Ketapang).
Setelah informasi diterima tim gabungan dari Badan Nature Conservancy dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan Indonesia (BKSDA Kalimantan Barat) di Ketapang dan Yayasan IAR Indonesia segera menyelamatkan bayi orangutan tersebut di pagi hari pada tanggal 16 Februari 2013. Setelah sampai di pusat rehabilitasi Orangutan langsung dibawa ke fasilitas Yayasan IA Indonesia untuk diperiksa oleh tim medis dan memasuki proses rehabilitasi setelah menjalani masa karantina. Menurut tim medis Yayasan IAR Indonesia bayi orangutan tersebut, kira-kira berumur satu setengah tahun, berada dalam kondisi kesehatan yang baik meskipun terlihat kurus.
Setelah informasi diterima tim gabungan dari Badan Nature Conservancy dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan Indonesia (BKSDA Kalimantan Barat) di Ketapang dan Yayasan IAR Indonesia segera menyelamatkan bayi orangutan tersebut di pagi hari pada tanggal 16 Februari 2013. Setelah sampai di pusat rehabilitasi Orangutan langsung dibawa ke fasilitas Yayasan IA Indonesia untuk diperiksa oleh tim medis dan memasuki proses rehabilitasi setelah menjalani masa karantina. Menurut tim medis Yayasan IAR Indonesia bayi orangutan tersebut, kira-kira berumur satu setengah tahun, berada dalam kondisi kesehatan yang baik meskipun terlihat kurus.
Bayi orangutan ini diberi nama “Tribun” terinspirasi oleh usulan salah satu media cetak dan elektronik yang salah satu reporternya ikut bergabung dengan Tim Penyelamat, sampai pagi ini Tribun termonitor dari kesehatan juga mental terus membaik terlihat makan lebih banyak dan mulai menggunakan pengayaan atau mainan (enrichment) dikandang yang disediakan oleh perawat satwa.
Dr. Rondang Siregar, seorang Spesialis Reintroduksi Orangutan dan Penasihat Ilmiah Yayasan IAR Indonesia yang ambil bagian dalam proses evakuasi, mengatakan, "Perilaku Tribun adalah tidak liar, dia tampaknya tidak takut orang dan ini menunjukkan bahwa ia telah disimpan di penangkaran untuk beberapa periode waktu. Bahkan ada kemungkinan Tribun ini sengaja disimpan oleh pekerja perkebunan karena laporan yang diberikan oleh warga desa setempat pernah melihat bayi orangutan ini disekitar lingkungan dari tempat penampungan staf PT.KAL. "
Dr. Rondang melanjutkan "Kita perlu membuat beberapa pengamatan lebih lanjut dan melakukan tes medis untuk mengevaluasi kesehatan Tribun sebelum dia pindah ke sekolah hutan dan bergabung dengan proses rehabilitasi bersama dengan bayi orangutan lainnya". Menurut Dr. Rondang proses ini cukup panjang tergantung pada kemampuan orangutan adaptasi dan terampil secara perilaku yang diperlukan untuk bertahan hidup di alam liar, tapi biasanya itu akan waktu bertahun-tahun. "Bayi Orangutan hidup dengan induk mereka sampai usia 5-7 tahun dan harus mempelajari semua keterampilan bertahan hidup dari sang induk. Bisa dipastikan Tribun tidak memiliki induk, kemungkinan besar untuk mendapatkan bayi Orangutan harus memisahkan dari mereka induknya dibunuh, kita harus mengajari bayi Orangutan ini keterampilan untuk bertahan hidup di alam liar sebelum ia dapat dilepaskan kembali ke sana ".
Ini penyelamatan terbaru oleh Yayasan IAR Indonesia setelah setahun yang lalu ketika Orangutan bernama Pelansi diselamatkan dari perkebunan yang sama di Kuala Satong Desa (sebelumnya desa tersebut bernama Pelansi). Pelansi kemudian dilepaskan kembali ke alam liar oleh BKSDA dan Yayasan IAR Indonesia. Tribun adalah bayi Orangutan terbaru yang keenam yang diselamatkan dari daerah perkebunan PT.KAL.
Karmele L.
Sanchez, Direktur Eksekutif Yayasan IAR Indonesia mengatakan bahwa,"Proses rehabilitasi orangutan sangat
mahal. Sebagai sebuah organisasi non-pemerintah kita perlu mencari dana dari
sumbangan dan individu ", dan perusahaan-perusahaan menyebabkan kerusakan begitu banyak untuk
lingkungan dan harus bertanggung
jawab untuk perpindahan banyak orangutan, tetapi sampai sekarang pihak perusahaan tidak
pernah mengambil tanggung jawab atas kerusakan yang kegiatan usahanya telah
menyebabkan kerusakan lingkungan
yang sangat besar.
Saat ini, Yayasan IAR Indonesia pusat di
Ketapang sudah mengurus 57 orangutan. Bersamaan dengan proses panjang
rehabilitasi kita juga berjuang untuk mencari lokasi pelepasliaran
Orangutan yang cocok untuk
dapat mengembalikan semua orangutan ke habitat alami mereka
yang sebagian besar hutan di
daerah tersebut telah dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. "
PT. Kayong Agro Lestari konsesi milik PT. Austindo Nusantara Jaya (ANJ), induk perusahaan dari Grup Austindo, yang dimiliki oleh keluarga Tahija. The real KAL berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Palung dan Sungai Putri dan lanskap terdiri dari sisa-sisa terfragmentasi hutan alam dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, populasi orangutan dan terutama hutan gambut rawa. PT.ANJ adalah anggota RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil) sejak tahun 2007.
PT. Kayong Agro Lestari konsesi milik PT. Austindo Nusantara Jaya (ANJ), induk perusahaan dari Grup Austindo, yang dimiliki oleh keluarga Tahija. The real KAL berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Palung dan Sungai Putri dan lanskap terdiri dari sisa-sisa terfragmentasi hutan alam dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, populasi orangutan dan terutama hutan gambut rawa. PT.ANJ adalah anggota RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil) sejak tahun 2007.
Untuk informasi
lebih lanjut atau gambar resolusi tinggi: Hubungi
- Dr Rondang Siregar: +62 (0) 81288150177 Email: rse.siregar @ cantab.net
- Karmele L. Sanchez MSc: +62 (0) 81318887263 Email: karmele@internationalanimalrescue.org
Gambar Oleh: Alejo Sabugo
- Dr Rondang Siregar: +62 (0) 81288150177 Email: rse.siregar @ cantab.net
- Karmele L. Sanchez MSc: +62 (0) 81318887263 Email: karmele@internationalanimalrescue.org
Gambar Oleh: Alejo Sabugo
Terimakasih
Salam Lestari
Ayut Enggeliah E.
Education Staff
International Animal Rescue Indonesia
Curug Nangka, Kp.Sinarwangi, Ciapus,
Bogor, Indonesia
Tel: +62 (0)251 8389232
Tel: +62 (0)251 8389232
M: +62 (0)81 234 075917
yayasaniarindonesia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar