Peserta terlebih dulu dipecah menjadi empat kelompok yang terdiri dari masing-masing enam anak. Kelompok tersebut diberi nama Kucing, Amoeba, Jamur, dan Daun. Sekitar pukul 08:50, observasi dimulai.

"Selain untuk mengisi waktu liburan, anak-anak juga dapat mengetahui keragaman hayati yang ada disekitar taman nasional, ini penting untuk menjaga kelestarian alam," kata Kusuma didepan para peserta.
Penjelasan yang disampaikan tim edukasi rupanya membuat para peserta bersemangat. Mereka langsung menyebar ke dalam hutan sambil membawa perlengkapan alat tulis seperti pena dan kertas. Setelah satu jam di dalam hutan, mereka kembali lagi ke pos utama.
Usai permainan, kelompok Kucing mengumumkan hasil temuannya satu persatu. Mereka mendapatkan burung, laba-laba, kupu-kupu, semut, cacing tanah, jamur tanah, rumput, paku-pakuan, talas, liana, manusia, belalang, kecoa, kaki seribu, capung, jamur payung, pohon pinus, pohon durian, talas, kadal, pohon nanas.
Sementara, kelompok Amoeba mendapatkan burung, kodok, ular, manusia, laba-laba, kupu-kupu, semut, capung, kaki seribu, jamur, rumput, pohon, lumut, kadal, dan pohon nanas.
Kelompok Jamur mendapatkan burung, kadal, kupu-kupu, semut, laba-laba titik, laba-laba pohon, capung, jamur payung, jamur tanah, jamur kayu, pohon, lumut pohon, rumput, semak, kadal, manusia, burung walet, kumbang, kecoa, ulat jengal, ulat bulu, ular, pohon cemara dan pohon sirih.
Terakhir, kelompok Daun menemukan burung, kadal, kupu-kupu, semut, laba-laba, capung, semut merah, capung jarum, cacing tanah, jamur tanah, jamur payung, rumput, pohon salak, pohon durian, kodok, dan lumut karpet.
Sejumlah peserta observasi mengatakan, kegiatan semacam ini selain dapat memberikan pengetahuan dini tentang alam, juga dapat menstimulasi kepedulian anak-anak agar dapat menjaga dan melestarikan alam khususnya bagi generasi penerus seusiannya.
Seperti yang dikatakan Resti, Guli Astria, dan Fajar. Peserta dari kelompok Kucing ini mengaku sangat senang mengikuti kegiatan tersebut. Menurut mereka, selain untuk mengisi masa liburan, kegiatan ini juga dapat membekali diri bagaimana menjaga dan merawat hutan beserta isinya.
"Senang banget bisa mengisi liburan sekolah dengan kegiataan yang bermanfaat. Kami mau ikut kalau ada kegiatan ini lagi," kata mereka kompak.
Indri Hapsari, anggota tim edukasi menjelaskan, kegiatan ini diharapkan dapat menyadarkan perilaku manusia dari kebiasaan memelihara satwa liar. Anak-anak, kata Indri, adalah generasi yang perlu diselamatkan agar perilaku keliru tersebut tidak menjalar ke generasi muda.
"Selain itu untuk mementingkan animal walfare, juga bagaimana anak memperlakukan satwa. Berharap bila anak-anak menemukan satwa liar agar tidak memeliharanya dan segera melapor ke IAR," kata Indri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar