Wilis dan
Martha menemukan pasangannya di alam
Wilis dan Martha
adalah Kukang Jawa yang dilepasliarkan oleh Yayasan IAR Indonesia
Wilis dan Martha
adalah dua dari sedikit kukang yang beruntung dapat kembali ke alam liar
setelah sebelumnya diambil secara paksa dari tempat asalnya di hutan. Kedua
kukang tersebut telah melalui proses rehabilitasi di Pusat rehabilitasi kukang
Yayasan International Animal Rescue Indonesia (YIARI). Sebelum dilepasliarkan, radio collar dipasang di kedua leher
kukang tersebut agar tim yang melakukan monitoring dapat melacak keberadaan mereka
dan mengambil data sebanyak-banyaknya tentang kukang.
Pada tahun 2010
YIARI menerima dua puluh ekor Kukang Jawa (Nycticebus
javanicus) hasil sitaan BBKSDA Jawa Timur. Dua diantaranya adalah Wilis dan
Martha. Kedua kukang ini menjalani proses rehabilitasi dimana mereka belajar
mencari makan sendiri, berinteraksi dengan kukang lain, mengurangi kontak
dengan manusia dan tentu saja beraktivitas hanya
pada malam hari.
Proses setelah
rehabilitasi adalah pelepasliaran. Wilis dan Martha merupakan kandidat
pelepasliaran yang baik karena selain mereka dalam kondisi sehat dan cukup liar
mereka juga memiliki gigi yang lengkap. Gigi yang lengkap sangat penting bagi
kukang untuk bertahan hidup di alam.
Sehingga, pada tahun
2011 atas kerjasama YIARI dengan BBKSDA1 Jawa Timur, BBKSDA1 Jawa Barat
dan TNGHS2
pelepasliaran pun dilakukan. Wilis dilepasliarkan pada tanggal 3 Mei 2011 dan
Martha pada tanggal 12 Desember 2011. Sejak saat itu proses monitoring terus
dilakukan hingga saat ini.
Monitoring dilakukan
pada malam hari karena kukang adalah satwa nokturnal yang berarti hanya
beraktivitas di malam hari. Awalnya, tim mengalami kesulitan karena kukang
masih ‘berkenalan’ dengan lingkungan barunya sehingga tim harus menjelajahi
daerah yang cukup luas. Namun, sekitar 5 bulan terakhir daerah pergerakan
kukang sudah mulai stabil dan pada bulan Maret 2012 Wilis dan Martha terpantau
sedang berinteraksi dengan kukang liar.
Berdasarkan standar
international dari IUCN3 proses pelepasliaran dinyatakan berhasil apabila
satwa dapat berkembangbiak di alam. Dari hasil pengamatan tim monitoring YIARI,
Wilis dan Martha sudah berinteraksi cukup intim dengan kukang liar. Beberapa
kali mereka terlihat sedang kawin. Di waktu lain keduanya terlihat menghabiskan
waktu dengan pasangannya seperti tidur berdekatan di pohon yang sama.
Ke depannya tim
monitoring akan lebih fokus memantau Martha. Martha adalah kukang betina yang
memakai radio collar. Dengan adanya radio collar tim dapat mengetahui jika
sewaktu-waktu Martha hamil dan melahirkan anak.
Semoga Wilis dan
Martha dapat menjadi dua kukang pertama yang dinyatakan benar-benar sukses
dilepasliarkan ke alam.
Keterangan:
1.
BBKSDA - Balai
Besar Konservasi Sumber Daya Alam
2.
TNGHS – Taman
Nasional Gunung Halimun Salak
3.
IUCN –
International Union for Conservation of Nature