Kamis, 21 Februari 2013

Radio Collar "Seblat" Diganti

Oleh: Ayut Enggeliah E.





Staff Edukasi dan Penyadartahuan Yayasan IAR Indonesia


Pada tanggal 28 Januari 2013 Dokter hewan Anne Dawydowa dibantu tim survey sedang mengganti collar (alat penanda yang menghubungkan transmiter dengan receiver) pada "Seblat" si Kukang sumatera (Nycticebus coucang). Penandaan ini dipasang  bersamaan pada saat Seblat dilepasliarkan di kawasan bendungan Batutegi dipulau Way Rilau Lampung sejak tanggal 30 Agustus 2012, masa aktif radi collar ini adalah sampai 6 bulan dan kalau masih membutuhkan monitoring lanjutan baterai pada radio collar harus diganti kembali.

Terimakasih
Salam Lestari

Ayut Enggeliah Entoh.

Staff Eduksi dan Permberdayaan Yayasan IAR Indonesia

Untuk mengetahui informasi detail tentang Yayasan IAR Indonesia silahkan join di: 


http://www.facebook.com/pages/Yayasan-IAR-Indonesia/383008065122321

Press Release: Bayi Orangutan Telah Diselamatkan Oleh Pusat Penyelamatan & Konservasi Orangutan YIARI Dan BKSDA Kalimantan Barat



Bayi Orangutan Telah Diselamatkan Oleh Pusat Penyelamatan & Konservasi Orangutan YIARI Dan BKSDA Kalimantan Barat


Kamis, 21 Februari 2013
Berselang satu hari setelah peresmian Pusat Penyelamatan & Konservasi Orangutan YIARI di Ketapang, Yayasan IAR Indonesia (IAR-Indonesia) pada tanggal 14 Februari 2013 telah menerima orangutan yang baru diselamatkan. Bayi orangutan itu diduga ditemukan dalam kawasan sawit perusahaan PT. Kayong Agro Lestari, oleh seorang warga setempat dari Kuala Satong (Matan Hilir Utara Kabupaten, Kabupaten Ketapang).

Setelah informasi diterima tim gabungan dari Badan Nature Conservancy dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan Indonesia (BKSDA Kalimantan Barat) di Ketapang dan Yayasan IAR Indonesia
segera menyelamatkan bayi orangutan tersebut  di pagi hari pada tanggal 16 Februari 2013. Setelah sampai di pusat rehabilitasi Orangutan langsung dibawa ke fasilitas Yayasan IA Indonesia untuk diperiksa oleh tim medis dan memasuki proses rehabilitasi setelah  menjalani masa karantina. Menurut tim medis Yayasan IAR Indonesia bayi orangutan tersebut, kira-kira berumur  satu setengah tahun, berada dalam kondisi kesehatan yang baik meskipun terlihat kurus.

Bayi orangutan ini diberi nama Tribun” terinspirasi oleh usulan salah satu media cetak dan elektronik yang salah satu reporternya ikut bergabung dengan Tim Penyelamat, sampai pagi ini Tribun termonitor dari kesehatan juga mental terus membaik terlihat makan lebih banyak dan mulai menggunakan pengayaan atau mainan (enrichment) dikandang yang disediakan oleh perawat satwa.

Dr
. Rondang Siregar, seorang Spesialis Reintroduksi Orangutan dan Penasihat Ilmiah Yayasan IAR Indonesia yang ambil bagian dalam proses evakuasi, mengatakan, "Perilaku Tribun adalah tidak liar, dia tampaknya tidak takut orang dan ini menunjukkan bahwa ia telah disimpan di penangkaran untuk beberapa periode waktu. Bahkan ada kemungkinan Tribun ini sengaja disimpan oleh pekerja perkebunan karena laporan yang diberikan oleh warga desa setempat pernah melihat bayi orangutan ini disekitar lingkungan dari tempat penampungan staf PT.KAL. "

Dr
. Rondang melanjutkan "Kita perlu membuat beberapa pengamatan lebih lanjut dan melakukan tes medis untuk mengevaluasi kesehatan Tribun sebelum dia pindah ke sekolah hutan dan bergabung dengan proses rehabilitasi bersama dengan bayi orangutan lainnya". Menurut Dr. Rondang proses ini cukup panjang tergantung pada kemampuan orangutan adaptasi dan terampil secara perilaku  yang diperlukan untuk bertahan hidup di alam liar, tapi biasanya itu akan waktu bertahun-tahun. "Bayi Orangutan hidup dengan induk mereka sampai usia 5-7 tahun dan harus mempelajari semua keterampilan bertahan hidup dari sang induk. Bisa dipastikan Tribun tidak memiliki induk, kemungkinan besar untuk mendapatkan bayi Orangutan harus memisahkan dari mereka induknya dibunuh, kita harus mengajari bayi Orangutan ini keterampilan untuk bertahan hidup di alam liar sebelum ia dapat dilepaskan kembali ke sana ".

Ini penyelamatan terbaru oleh Yayasan
IAR Indonesia setelah setahun yang lalu ketika Orangutan bernama Pelansi diselamatkan dari perkebunan yang sama di Kuala Satong Desa (sebelumnya desa tersebut bernama Pelansi). Pelansi kemudian dilepaskan kembali ke alam liar oleh BKSDA dan Yayasan IAR Indonesia. Tribun adalah bayi Orangutan terbaru yang keenam yang diselamatkan dari daerah perkebunan PT.KAL.
Karmele L. Sanchez, Direktur Eksekutif Yayasan IAR Indonesia mengatakan bahwa,"Proses rehabilitasi orangutan sangat mahal. Sebagai sebuah organisasi non-pemerintah kita perlu mencari dana dari sumbangan dan individu ", dan perusahaan-perusahaan menyebabkan kerusakan begitu banyak untuk lingkungan dan harus bertanggung jawab untuk perpindahan banyak orangutan, tetapi sampai sekarang pihak perusahaan  tidak pernah mengambil tanggung jawab atas kerusakan yang kegiatan usahanya telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat besar.
 Saat ini, Yayasan IAR Indonesia pusat di Ketapang sudah mengurus 57 orangutan. Bersamaan dengan proses panjang rehabilitasi kita juga berjuang untuk mencari lokasi pelepasliaran Orangutan yang cocok untuk dapat mengembalikan semua orangutan ke habitat alami mereka yang sebagian besar hutan di daerah tersebut telah dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. "

PT. Kayong Agro Lestari konsesi milik PT. Austindo Nusantara Jaya (ANJ), induk perusahaan dari Grup Austindo, yang dimiliki oleh keluarga Tahija. The real KAL berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Palung dan Sungai Putri dan lanskap terdiri dari sisa-sisa terfragmentasi hutan alam dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, populasi orangutan dan terutama hutan gambut rawa. PT.ANJ adalah anggota RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil) sejak tahun 2007.

Untuk informasi lebih lanjut atau gambar resolusi tinggi: Hubungi
- Dr Rondang Siregar: +62 (0) 81288150177 Email: rse.siregar @ cantab.net
- Karmele L. Sanchez MSc: +62 (0) 81318887263 Email: karmele@internationalanimalrescue.org

Gambar
Oleh: Alejo Sabugo







Terimakasih

Salam Lestari

Ayut Enggeliah E.
Education Staff

International Animal Rescue Indonesia
Curug Nangka, Kp.Sinarwangi, Ciapus, Bogor, Indonesia
Tel: +62 (0)251 8389232
M: +62 (0)81 234 075917
yayasaniarindonesia.blogspot.com
 



 
 

Selasa, 19 Februari 2013

Our Team-Perwakilan Dari Semua Divisi

Sebagian dari Team Yayasan IAR Indonesia:
Sumber Daya Manusia YIARI saat ini sudah lebih dari 110 orang staff dimana sebanyak 70 % adalah masyarakat lokal sekitar kantor program Ciapus-Bogor dan Ketapang, jumlah ini bisa dikatakan banyak kalau tidak efisien dan berkwalitas untuk konservasi satwa liar dan habitatnya, YIARI terus berupaya efisiensi SDM dengan meningkatkan produktifitas kerja untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Dari kiri kekanan:
- Hendriani (staff Administrasi)
- Christine Rattel (Manager Development of YIARI)
- Aris Hidayat (Manager program Ciapus-Bogor YIARI)
- Gavin (International Directure Program of Headquarter IAR-UK)
- Richard Moore (Coordinator Slow Loris Riset)
- Diaz Sari Pusparini (Coordinator of Mitigation Conflict)
- Agustinus Taufik (Board of YIARI)
- Herly Lisdawati (Board of YIARI)
- Karmele LIano Sanchez (Excecutive Directure of YIARI)
- Oni Purwoko Basuki (Coordinator of Lampung Project)
- Annie (Coordinator of Finance)
- Ayut Enggeliah E. (Koord. Edukasi & Awareness)
- drh. Adi Irawan (Koord. Program Pusat Penyelamatan & Konservasi Orangutan Ketapang YIARI)
- drh. Wendi Prameswari (Koord. Management Satwa Program Ciapus-Bogor)
- Robithotul Huda (Koord. Survey, Release & Monitoring)
- Gustina (Staff Administrasi Program Ketapang)
- Enis (Humas Program Ketapang)

"Didedikasikan untuk menyelamatkan dan rehabilitasi satwa yang menderita"


Ayut Enggeliah Entoh.




Staff Eduksi dan Permberdayaan Yayasan IAR Indonesia







Untuk mengetahui informasi detail tentang Yayasan IAR Indonesia silahkan join di: 








http://www.facebook.com/pages/Yayasan-IAR-Indonesia/383008065122321

Jumat, 15 Februari 2013

PRESS RELEASE: Peresmian Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan - Yayasan IAR Indonesia di Ketapang



PRESS RELEASE: Peresmian Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan  - Yayasan IAR Indonesia di Ketapang

Batu peresmian ditanda tangani oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang Kal Bar
 Jumat, 15 Februari 2013

Bertepatan diihari kasih sayang Yayasan IAR Indonesia bersama Pemerintah Kabupaten Ketapang KalBar dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat (BKSDA Kalbar), Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia meresmikan pembukaan ”Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan – Yayasan IAR Indonesia yang terletak di Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Telah diresmikan oleh Bapak Drs. H. Andi Djamiruddin, M.Si., Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, pada hari Kamis tanggal 14 Februari 2013.

Pembangunan Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan ini merupakan wujud kerjasama yang sudah dilakukan dengan terwujudnya “Perjanjian Kerjasama antara BKSDA Kalimantan Barat dengan Yayasan IAR Indonesia tentang Penyelamatan dan Perlindungan serta Rehabilitasi Orangutan dan Habitatnya” yang ditandatangani pada tanggal 27 Agustus 2009, dan “Nota Kesepahaman Perjanjian Kerjasama Teknis  antara Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang dengan Yayasan IAR Indonesia tentang Perlindungan dan Pelestarian Orangutan serta Habitatnya” yang ditandatangani pada tanggal 6 Agustus 2012.

Karmele L. Sanchez, BVSc., M.Sc., Ketua Yayasan IAR Indonesia, menyampaikan bahwa YIARI adalah mendukung penuh program pemerintah dalam upaya melestarikan sumber daya alam khususnya penyelamatan orangutan sebagai jenis satwa  langka dan dilindungi, dimulai sejak tahun 2009 mulai menginisiasi upaya penyelamatan orangutan di Ketapang dengan menerima orangutan hasil sitaan atau serahan masyarakat  di kandang transit orangutan di Kelurahan Kauman, Ketapang.  Kandang transit ini semula berasal dari dan telah diserah terimakan dari Yayasan Palung kepada Yayasan IAR Indonesia.

Dengan dukungan penuh pendanaan dari donor yang berasal dari International Animal Rescue United Kingdom (IAR-UK), sejak bulan Februari 2012, dibangun Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan Yayasan IAR Indonesia di Ketapang pada areal seluas 24 hektar.  Pembangunan terdiri dari karantina, klinik orangutan, areal pelatihan anak orangutan yang dipagari/diberi pembatas, ruang logistik satwa, sekolah orangutan, dan asrama karyawan yang selanjutnya juga akan dibangun pusat edukasi, ruang kantor direksi, staf manajemen administrasi dan kantin karyawan. 

Karmele juga menyampaikan bahwa Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan ini dapat merawat sampai 100 individu orangutan tetapi akan terus berupaya mengurangi masuknya orangutan untuk dititipkan/dirawat di pusat konservasi dengan mendukung penegakan hukum terhadap kepemilikan dan perdagangan ilegal dengan membentuk Orangutan Rescue Unit untuk menyelamatkan orangutan dengan memastikan kondisi kesehatan secara fisik dan mental sehingga bisa dipastikan survive pada saat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya.

Ir. Siti Chadidjah Kaniawati, MWC sebagai Kepala BKSDA Kalimantan Barat,  menjelaskan apa yang dilakukan oleh YIARI sebagai upaya mendukung pemerintah dalam melindungi dan melestarikan orangutan harus terus didukung penuh karena jenis Orangutan sebagai satwa yang dikategorikan “flagship species” yang statusnya langka.  Terdapat dua jenis satwa primata Indonesia terdapat yaitu orangutan Kalimantan dan orangutan Sumatera yang masuk dalam IUCN Red List dimana orangutan Sumatera termasuk dalam status sangat terancam punah (critically endangered), sedangkan orangutan Kalimantan dikatgorikan sebagai satwa langka (endangered). 

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.53/Menhut-IV/2007 mengenai “Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan di Indonesia 2007-2017” sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan penyelamatan, perlindungan dan pelestarian orangutan serta habitatnya Ibu Siti Chadidjah menekankan dengan semakin terbatasnya kawasan hutan, maka keberadaan orangutan adalah aset negara oleh karena itu, sebaiknya dalam areal konsesi penting untuk disisihkan areal yang kondisinya masih baik sebagai tempat hidup yang layak bagi orangutan. 

Pembangunan Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan Yayasan IAR Indonesia di Ketapang juga didukung penuh oleh pemerintah Ketapang sebagai representasi pusat penyelamatan dan perlindungan orangutan di wilayah Kalimantan Barat khususnya untuk jenis orangutan sub spesies Kalimantan Barat. Oleh karenanya keberadaan Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan ini mempunyai peranan yang sangat strategis. Bupati menegaskan bahwa pembangunan Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan ini perlu diimbangi dengan upaya pelestarian dan perlindungan serta pembinaan habitatnya di alam. 

Beliau menambahkan bahwa sebagai warga Kalimantan, khususnya untuk wilayah Kalimantan Barat, kita patut bangga karena di Indonesia orangutan hanya terdapat di Pulau Kalimantan dan Sumatera.  Oleh karena itu, satwa langka yang populasinya kritis ini sangat penting untuk diselamatkan, dijaga kelestariannya dan diperhatikan kesejahteraannya.  Partisipasi dan dukungan pihak terkait termasuk para pengusaha/pelaku bisnis agar dapat lebih memperhatikan dan menjaga keselamatan serta melindungi populasi orangutan liar di areal pengusahaannya.  Masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh kita dalam upaya menyelamatkan dan melestarikan orangutan ini.  Upaya ini tidak hanya menjadi tugas para pemerhati dan pengemban tugas konservasi orangutan saja, namun harus pula dilaksanakan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak/sektor lainnya.

Diharapkan program konservasi orangutan masa mendatang akan terbantu dengan berdirinya pusat penyelamatan dan konservasi orangutan ini, sehingga penanganan satwa tersebut akan lebih optimal.  Disamping itu, perlu mengupayakan agar pihak-pihak lain lebih memperhatikan dan menjaga keberadaan orangutan di habitat aslinya.

Selamat hari kasih sayang valentine day bagi semuanya.
Kasih sayang untuk semua makhluk ciptaanya tak terkecuali kepada Orangutan.

Kontak: 


Pemerintah Kabupaten Ketapang
Diwakili oleh Dinas Kehutanan
Ka.Bid. Perlindungan Hutan
Tel.:+62-(0)-534-32401
Fax: +62-(0)-534-32724






Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan –
Yayasan IAR Indonesia
Tel./Fax: +62-(0)534-3038075
Hp: +62-(0)81392030357
Email: adi@internationalanimalrescue.org



Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat
Seksi Konservasi Wilayah I di Ketapang
Tel./Fax: +62-(0)534-31213
Email: skw1_bksdakalbar@yahoo.co.id