Rabu, 09 Februari 2011

Scratchy, Anjing Hitam yang Diselamatkan

Scratchy yang pertama kali diselamatkan
Minggu, 12 Desember 2010 tim dari IAR Indonesia untuk pertama kalinya melakukan program DARM IAR untuk merescue  anjing dan kucing di desa sekitar IAR. Anjing pertama yang berhasil direscue oleh tim adalah Scratchy. 
Menurut pemiliknya Scratchy telah diracuni oleh seseorang sehingga kondisi kulitnya sangat buruk, badannya pun sangat kurus sehingga kemudian dia diputuskan untuk dibawa ke klinik IAR di Ciapus untuk diberi penanganan medis.
Rambut Scratchy mulai tumbuh
Kondisi awal Scratchy yang memprihatinkan menyebabkan dia seperti menarik diri dari lingkungannya dan tidak mau makan namun kira-kira pada akhir Desember kondisi Scratchy mulai membaik. Dia sudah mulai mau makan sehingga berat badannya naik dan rambutnya yang tadinya botak sudah mulai tumbuh, selain itu Scratchy juga sudah mulai waspada pada lingkungan sekitar dan mulai mau bermain.
Scratchy yang sudah sembuh
Kondisi Scratchy terus membaik setelah ditaruh di kandang yang lebih besar. Hampir semua kulit yang tadinya botak ditumbuhi oleh rambut dan perkembangan terakhir menunjukkan bahwa berat badannya naik sampai 3 Kg. Keadaan yang baik ini akhirnya menyebabkan dokter hewan IAR memutuskan untuk merelease Scratchy pada tanggal 6 Februari 2011 kemarin.

Kegiatan DARM IAR


Pada tanggal 12 Desember 2010 tim dari IAR Indonesia yang terdiri dari Sharmini Paramasivam, Richard Moore, Mastur Jakaria, Firman Taufik, Barnas dan Bobby Muhidin melakukan misi pertama DARM IAR. Anjing pertama yang berhasil direscue oleh tim adalah Scratchy yang menurut pemiliknya telah diracuni oleh seseorang sehingga mengalami penyakit kulit yang parah. Selain berpenyakit kulit Scratchy juga sangat kurus sehingga tim memutuskan untuk membawanya ke klinik IAR di Ciapus untuk diberi penanganan medis.

Misi kedua dilakukan pada tanggal 19 Desember 2010 untuk mengambil data tentang satwa yang ada di Desa Loa. Tim melakukan wawancara dengan pemilik satwa tentang peliharaan mereka dan mengenalkan mereka pada program sterilisasi yang dilakukan oleh IAR. Selain itu dilakukan juga pengenalan IAR; apakah IAR, tujuan IAR dan kegiatan IAR seperti rescue dan rehabilitasi satwa primata.  
Saat tim IAR mewawancarai warga

Pengambilan data dilakukan dengan cara mengambil gambar anjing atau kucing juga mengenali pemilik anjing tersebut. Terdapat 24 ekor anjing dan 10 kucing yang disteril. Dua kucing dilarikan ke klinik IAR karena memiliki luka terbuka di bagian panggul dan memiliki masalah pernapasan yang cukup parah.

Pada tanggal 26 Desember setelah kedua kucing yang sebelumnya dilarikan ke klinik IAR sudah dalam kondisi yang sehat dan telah disterilisasi sehingga mereka dikembalikan kepada pemiliknya. Kegiatan terbaru dilakukan pada tanggal 6 Februari kemarin, tim dari IAR merescue 12 anjing dan 9 kucing yang kesemuanya telah disteril.

DARM IAR akan terus dilakukan di desa-desa sekitar IAR dan jika memungkinkan desa yang jauh dari IAR. Rencanannya 2 minggu sekali sekitar pukul 11 pagi tim dari IAR akan datang ke desa untuk mensterilisasi dan mengobati satwa yang sakit. Mengapa dipilih hari minggu? karena hari minggu merupakan hari libur dan harapannya tim IAR dapat bertemu langsung dengan pemilik anjing dan kucing ataupun warga untuk melakukan wawancara ataupun sosialisasi.

Untuk ke depannya tim berharap bisa mendapatkan lebih banyak anjing untuk memaksimalkan waktu kunjungan dan juga akan melakukan edukasi untuk meningkatkan kesadartahuan masyarakat tentang kesejahteraan satwa dan pengenalan Kukang Jawa.


Selasa, 08 Februari 2011

DARM IAR Sebuah Program Baru untuk Penyelamatan Anjing dan Kucing.

Rescue anjing milik warga Desa Loa
DARM IAR yang merupakan kependekan dari Domestic Animal Rescue Mission International Animal Rescue adalah sebuah program baru IAR yang dimulai dari bulan Desember 2010. Program ini bertujuan untuk merescue anjing dan kucing yang terluka atau sakit dari desa-desa yang berada dekat dengan kantor IAR di Ciapus.

Program ini dilakukan atas dasar hasil pengamatan tim IAR yang sering melewati desa Loa (salah satu desa di dekat kantor IAR Ciapus) dalam perjalanannya menuju lokasi monitoring atau pelepasliaran Kukang Jawa. Menurut mereka banyak anjing dewasa maupun anak-anak di desa dan beberapa diantaranya dalam kondisi yang memprihatinkan.
Kucing liar yang ditangkap saat rescue

Kegiatan DARM IAR ini terutama berfokus pada proses sterilisasi anjing dan kucing. Sterilisasi berarti pensterilan organ kelamin sehingga anjing dan kucing yang telah disteril tidak dapat berkembangbiak lagi (tidak bisa memikili anak). Anjing dan kucing yang ditangkap di desa kemudian dibawa ke klinik IAR untuk diberikan sterilisasi lalu setelah kondisinya cukup baik akan dikembalikan ke daerah asalnya.

Mengapa dilakukan proses sterilisasi?

Sterilisasi dilakukan untuk mengontrol populasi anjing dan kucing baik liar maupun peliharaan yang ada di desa sekitar kantor IAR Ciapus-dalam hal ini desa Loa.

operasi menjahit luka pada kucing
Drh. Sharmini Paramasivam menjelaskan masa bunting anjing dan kucing kurang lebih 2 bulan dan setiap kali melahirkan jumlah anaknya bisa 8-10 ekor (walau tidak semua bisa selamat dan hidup); dalam setahun anjing dan kucing bisa beranak 2 sampai 3 kali yang berarti jumlah populasi bisa bertambah paling tidak lebih dari 5 ekor untuk 1 betina.

Populasi anjing dan kucing di desa Loa sangat tinggi dikarenakan hampir semua anjing dan kucing yang ada di desa Loa adalah hewan liar yang sulit dikontrol perkembangbiakannya. Hal ini menyebabkan tingginya jumlah anak kucing dan anjing, beberapa dari mereka bahkan mati karena ditabrak oleh mobil.

Selain itu dari hasil pengamatan tim dari IAR yang datang ke lokasi, banyak anjing dan kucing yang terkena penyakit. Beberapa orang bahkan meminta tim untuk tidak mengembalikan kucing setelah dibawa ke IAR untuk disteril, alasannya adalah jumlah kucing yang teralu banyak dan berpenyakit seperti penyakit flu kucing. Juga ada beberapa anjing yang ternyata diracun sehingga kondisinya sangat memprihatinkan.

Program ini mendapat sambutan baik dari warga desa Loa, satu-satunya yang jadi masalah bagi mereka adalah “Apakah saya harus membayar untuk sterilisasi?” Setelah dijelaskan oleh tim bahwa program ini gratis mereka menyambut dengan baik bahkan beberapa orang membantu menangkap anjing dan kucing.




3 Monyet dan 1 Kukang dari PPS Cikananga.


Sabtu, 8 Januari 2011, 3 ekor Monyet Ekor Panjang dan 1 Ekor Kukang Sumatera di pindahkan dari PPS Cikananga ke IAR Indonesia.

Ketiga monyet dewasa tersebut adalah Bos, Princess dan Raku. Bos dan Raku adalah jantan sedangkan Princess betina. Kondisi ketiga monyet tersebut cukup sehat hanya saja Raku memiliki penyakit seperti katarak di mata sebelah kanan. Raku juga tidak berkelompok seperti Bos dan Princess. Mereka akan berada di kandang karantina untuk 6 minggu.

Sementara Sang Kukang bernama Pilika. Kondisi Pilika overweight dan terdapat peluru di tangannya. Beruntung untuk Pilika peluru tersebut berhasil dikeluarkan oleh tim medis IAR Indonesia pada tanggal 12 januari 2011. Gigi taring Pilika juga sudah hilang dan terlihat seperti dipotong oleh seseorang. Meskipun begitu saat ini kondisinya sudah baik.

Saat ini mereka berempat berada dalam pengawasan perawat satwa dan tim medis IAR. Mari kita berharap mereka dapat kembali ke alam liarnya.